Perihal Jatuh Cinta

Jatuh cinta. Rasanya hampir seluruh manusia pernah merasakan jatuh cinta atau sedang merasakannya, kecuali mereka yang tak mempercayainya, yang saya yakini kelak mereka akan percaya.

Perihal jatuh cinta, saya sudah merasakannya sejak sd, mereka menyebutnya cinta monyet. Cinta monyet pertama saya hadir ketika saya berada di kelas 2 sd. Saya jatuh cinta pada seorang gadis cantik yang juga menjadi dambaan beberapa teman saya dikelas. Gadis itu memiliki kulit yang putih juga poni yang membuatnya bahkan lebih cantik. Dia jugalah orang "asing" pertama saya cium pipinya dengan sengaja. Entah ada pikiran apa saya melakukannya waktu itu.

Naik ke kelas 3, Saya dipindah sekolahkan oleh orang tua ke salah satu sekolah ternama di kota. Hal yang paling saya benci ketika ketempat yang baru adalah beradaptasi. Untungnya teman-teman di sekolah baru sangat terbuka jadi cukup mudah untuk beradaptasi kali ini. Lingkungan baru, teman-teman baru. Lagi-lagi saya dibuat jatuh cinta oleh salah satu gadis di kelas. Hingga tiba saatnya tamat sd saya hanya memendam rasa itu.

Berlanjut ke SMP kejadian itu berulang, begitupun di SMA. sedikit berbeda dengan cerita sewaktu SD. Ketika SMP dan SMA setiap tahun kelas di acak, yang artinya saya akan selalu bertemu orang yang baru setiap tahunnya di kelas. Menyebalkan, tapi itulah peraturannya. Hal ini tentu berdampak bagi saya. setiap tahun saya selalu berganti orang yang saya cintai dan saya kagumi. Jatuh cinta memang semudah itu, tapi untuk mencintai dan dicintai saya belum memahaminya.

Memang sejak SD hingga SMA saya selalu menjadi pengagum rahasia dari banyak perempuan. Bakat sekaligus keahlian yang telah saya asa sejak cinta pertama. Saya selalu mencoba bersikap se-normal mungkin dan selalu cuek ketika di dekat orang yang saya kagumi. Tapi sungguh orang yang sebenarnya mereka anggap cuek, orang itulah yang sebenarnya peduli paling besar dan tak berhenti berdoa untuk mereka.

Masa kuliah pun tiba. Saya sempat berpikir bahwa kejadian di masa sekolah akan terulang. Mencintai dan mengagumi orang lain dalam diam, tanpa mengungkapkan perasaan apapun.Setidaknya ada sekitar 3 perempuan di kelas yang saya kagumi. Kali ini saya tidak berani menyebutnya jatuh cinta, karena saya percaya jika saya sampai menaruh rasa saya akan dikecewakan oleh diri sendiri, lagi.

Semuanya berjalan normal, hingga tiba saatnya semester 3. Saya merasakan ada yang berbeda dengan salah satu dari perempuan tersebut. Saya seperti dibuat kagum olehnya setiap hari. Pertahanan saya semakin hari semakin rapuh. Bukan karena fisiknya, melainkan cara dia memperlakukan orang lain. Kecantikan fisiknya dikalahkan oleh kecantikan hatinya. Sudah cantik fisik, cantik hati lagi, bikin repot perasaan orang saja.

Tapi hal itu sama sekali tidak merubah sikap saya, sama sekali. Saya selalu bersikap normal dan selalu mencoba memperlakukan setiap perempuan di kelas sama. Saya tidak ingin kelihatan seperti orang yang jatuh cinta dan memperlakukannya secara spesial. Rasa cinta dan kagum dikalahkan oleh rasa gengsi. Sesekali saya mencoba mencari alasan untuk berbicara padanya, sekadar meminjam pena ataupun bertanya jawaban. Meskipun hanya beberapa kata yang keluar dari mulutnya, berbicara padanya selalu menjadi hal yang indah untuk dikenang sepanjang hari. Sesimpel itu.

Memang, Beda orang beda pula mereka menyikapi cinta. Ada yang memilih untuk menyatakannya atau sekedar curhat ke teman terdekat dan ada pula yang memilih memendamnya sendiri tanpa seorang pun tahu atau mereka menyebutnya mencintai dalam diam. Saya lebih memilih opsi kedua.

Mencintai dalam diam bagi saya adalah sebuah pilihan. Memang terkesan menyedihkan tapi setidaknya saya tak akan pernah mendengar penolakan dari orang yang saya cintai. Untuk apa menyatakan jika berada di dekatnya saja sudah bahagia. Intinya bagaimana kita berdamai dengan keadaan.

Jika nantinya saya akan mencintai orang lain, lagi. saya hanya ingin mencintainya, tanpa jatuh. Tanpa perlu menyatakan cinta, tapi bagaimana saya akan memperlakukannya. Mencintainya dengan sederhana, sesedarhana menyapanya di pagi hari, bercanda bersama, atau mengelilingi kota ketika sore tiba.